Ketiga kata tersebut di atas begitu familiar di telinga kita semua kan??
Siapapun tentu bakal sepakat bahwa ketika kata tersebut adalah kata-kata yang dibiasakan untuk diucapkan dalam interaksi sesama manusia. bisa di bilang kata ajaib menurut saya ~~
Dalam kehidupan keseharian, sebagai makhluk sosial tentunya setiap
manusia tidak dapat hidup sendiri. Dia perlu berinteraksi dengan orang lain.
Dalam interaksi tersebut, ungkapan-ungkapan tersebut pasti pernah terucap.
Ketika memohon bantuan kepada orang
lain, ucapkan kata “tolong”. Ketika melakukan kesalahan kepada orang lain,
ucapkan “maaf”, dan ketika telah dibantu oleh orang lain ucapkan “terima
kasih”. Orang yang terbiasa mengucapkan ketiga kalimat tersebut adalah
ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian yang baik. Baginya, ketiga kata
tersebut sangat mudah terucap karena sudah terinternalisasi dalam dirinya.
Kata “tolong”, “maaf”, dan ”terima
kasih” memiliki kekuatan yang luar biasa dalam merekatkan tali silaturahmi dan
persaudaraan, mendekatkan hubungan yang renggang, mencairkan kekakuan komunikasi,
bahkan meredakan sebuah persengketaan. Pada banyak kasus, kemandegan komunikasi
dan berbagai konflik yang terjadi di masyarakat karena masing-masing pihak
enggan meminta tolong, tidak mau saling memaafkan, dan tidak mau atau tidak
tahu berterima kasih.
Diawali dengan kata “tolong”, orang
yang dimintai bantuan tentunya akan dengan senang hati membantu, tanpa ada
keterpaksaan. Atau kalau pun jika tidak bisa membantu, dia akan menolak dengan
halus. Kata “maaf” yang diucapkan dengan tulus dapat memupus sebuah kesalahan,
mampu meredam kemarahan, kekesalan, bahkan dendam. Dan kata “terima kasih”
sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada orang yang telah membantu.
Tentunya orang yang mendengarnya akan senang hati mendengarnya.
Ketiga kata tersebut selain perlu diucapkan secara tulus, juga perlu disertai dengan ekspresi dan bahasa tubuh yang mendukung, karena jika tidak, maka akan terasa hambar, dan akan dinilai hanya sebagai basa-basi saja. Ketika meminta tolong kepada orang lain, disampaikan dengan nada suara yang pelan, tidak terkesan meminta atau memerintah. Ketika memohon maaf, disampaikan dengan suara lirih dan penuh dengan penyesalan, serta janji tidak akan mengulangi lagi kesalahan. Dan ketika mengucapkan terima kasih, disertai dengan wajah yang sumringah dan saling berjabat tangan. Kalau hal itu dilakukan secara face to face, hal yang perlu diperhatikan juga adalah ekspresi wajah dan kontak mata karena hal tersebut akan sangat membantu terhadap efektivitas sebuah komunikasi.
Pembiasaan
Mengucapkan kata “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih” perlu dibiasakan kepada anak sejak dini baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. memang tidak mudah, tapi perlu dan bahkan wajib untuk menjadi kebiasaan bagi saya.
Ketiga kata tersebut di lingkungan sekitar pasti
terjadi interaksi sosial. Di lingkungan keluarga terjadi interaksi antara suami
dengan istri, antara orang tua dengan orang tuanya, antara majikan dengan
pembantunya, atau antar anggota keluarga yang lainnya. Di lingkungan sekolah
terjadi interaksi antara Kepala Sekolah dengan guru dan staf, antara guru
dengan rekan sejawat, dan antara guru dengan peserta didik. Dan di lingkungan
masyarakat terjadi interaksi antarmasyarakat, minimal antartetangga dekat
hingga tetangga jauh.
Setelah menjadi pembiasaan, maka akan
menjadi budaya. Budaya saling tolong, budaya saling memaafkan, dan budaya saling
berterima kasih. Alangkah indahnya ketika ketiga hal tersebut banyak muncul di
tengah-tengah masyarakat. Budaya tersebut akan membuat kehidupan tentram, aman,
dan damai, mampu membangun
harmoni dalam membangun keurukunan umat manusia.
Dalam konteks pendidikan,
kata “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih” adalah wujud implementasi pendidikan karakter.
Ketiga kata tersebut selain dapat dengan mudah diucapkan ketika memang terbiasa
melakukannya, juga dapat dilakukan ketika seseorang mampu mengalahkan
egonya. Walau sangat mudah diucapkan, tapi kalau seseorang belum bisa
mengalahkan egonya, maka akan sangat sulit dilakukan. Orang yang mampu
mengalahkan egonya, berarti memiliki karakter yang baik.
Sekecil apapun bantuan yang kita
minta, awali dengan kata “tolong”, sekecil apapun kesalahan kita, sampaikan
permohonaan “maaf”, dan sekecil apapun bantuan orang lain yang kita terima,
sampaikan “terima kasih”. Ketiga kata tersebut cerminan perilaku orang mulia
dan suka memuliakan orang lain. Ketiga kata tersebut dapat menyehatkan baik
secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu, mari kita laksanakan untuk kehidupan
yang lebih baik. Semoga.
Manfaat dari kata maaf yaitu, rasa saling
rendah hati muncul dan tidak akan ada rasa kesombongan karena dengan
mengungkapkan kata maaf kita merasa bahwa manusia mempunyai banyak salah.
Manfat dari Tolong yaitu, akan mempunyai rasa
saling menghargai dan tidak ada rasa saling diremehkan karena dari pihak yang
di mintai tolong merasa di remehkan, maka dari itu jika mengatakan kata tolong
terlebih dahulu pasti tidak akan ada rasa saling sakit hati di antara ke
duanya.
Manfaat dari kata terimaksih yaitu, akan
mempunyai rasa toleransi dan menumbuhkan rasa hubungan yang silaturrahmi.
Karena, dengan kata terimakasih kita dapat membiasakan rasa toleransi yang
tinggi terhadap sesama. Jadikanlah tiga kata tersebut menjadi kebiasaan
sehari-hari agar menjadi dan memulai hari-hari yang baik dari hal yang sekecil
apa pun, karena dengan memperdulikan hal sekecil apa pun di sekitar kita maka
akan terbiasa dengan hal-hal dan masalah yang besar pun.
Alasan mengapa tiga kata ini harus kita ucapkan sesering mungkin :
- Meminta tolong membuat orang lain
merasa lebih dihargai dan dibutuhkan
- Meminta tolong adalah salah satu cara
menjalin interaksi dengan orang lain
- Berterima kasih kepada orang lain
membuat orang lain merasa dihargai
- Berterima kasih memicu orang lain
untuk berbuat baik lagi
- Meminta maaf dapat memperbaiki
hubungan dengan orang lain
- Meminta maaf dapat meredam amarah dan
egois
Good
BalasHapus